Sabtu, 09 November 2013

Leptospirosis



Merupakan penyakit zoonotic dengan distribusi merata di seluruh dunia.
Penularan melalui kontak langsung dengan khewan yang terinfeksi atau terkena bahan yang mengandung urine hewan, sehingga timbul demam yang akut.
Autumnal fever and seven day fever di Jepang
Canefield fever di Australia
Swineherd’s disease, swamp or mud fever di Eropa
Fort Bragg fever di Amerika Serikat

Etiologi
Leptospira merupakan
bakteri gram negatif yang tipis, berbentuk spiral dengan panjang 6 sampai 12 um, tumbuh lambat dan suasana aerob.
Klasifikasi telah mengalami revisi, awalnya spesies patogenik Leptospira interrogans dan saprofitik spesies non patogenik Leptospira biflexa.
Saat ini ada tiga generasi yaitu Leptospira, Leptonema dan “Turneria”.
Tetapi untuk mudahnya klasifikasi dilakukan berdasar perbedaan serologis.

Epidemiologi
Distribusi merata di seluruh dunia kecuali daerah Antartika, dan lebih prevalen di daerah tropis.
Tikus, rodent, ternak dan anjing dapat merupakan host reservoir.
Jarang didapatkan transmisi dari manusia ke manusia.
Lebih banyak berlangsung pada laki-laki, dan insiden tertinggi untuk daerah tropis adalah pada musim penghujan.

Patogenesa
Leptospira dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui kulit yang mengalami abrasi atau  membrana mukosa yang utuh.
Timbul Leptospiremia dan menyebar ke seluruh organ terutama hati, ginjal dan otot.
Semua Leptospira dapat merusak dinding pembuluh darah kecil, timbul vasculitis yang menyebabkan kebocoran dan extravasasi sel, termasuk perdarahan.
Kemampuan patogenik yang utama dari Leptospira adalah mengadakan adhesi dengan permukaan sel dan toksisitas seluler.
Pada ginjal Leptospira bermigrasi ke interstitium, tubulus renal dan lumen, timbul interstitial nephritis dan nekrosis tubuler.
Pada hati didapatkan nekrosis centrilobuler dan proliferasi sel Kupffer.
Setelah terbentuk antibodi, Leptospira akan dieliminasi dari seluruh tempat kecuali mata, tubulus renal proksimal dan otak.



Manifestasi klinik
Lebih dari 90% penderita yang simptomatik mengalami bentuk leptospirosis anikterik yang mild, sedang leptospirosis severe dengan icterus yang menonjol (Weil’s syndrome) berlangsung pada 5 sampai 10% penderita.
Inkubasi berlangsung antara 1 sampai 2 minggu dengan range 2 – 26 hari.

Beberapa tahapan perjalanan penyakit
   Fase leptospiremik
    Klinis yang paling menonjol adalah demam dan conjunctival sufforsion, sedang nyeri otot, lymphadenopathy, rash, hepatomegali dan splenomegali tidak begitu menonjol
    Fase imun leptospirurik.
    Berlangsung bersamaan dengan pembentukan antibodi, dan kejadian utama pada fase ini adalah terjadinya aseptik meningitis.
   Weil’s syndrome
    Ditandai oleh adanya icterus, gangguan fungsi ginjal, diatesa hemorragik dan mortalitas yang tinggi.
    Biasanya berhubungan dengan infeksi oleh serovar icterohaemorrhagiae / copenhageni.
    Komplikasi pada paru sering terjadi, yang dapat berupa kegagalan pernafasan.
    Kejadian miokarditis, perikarditis, gagal jantung kongestif juga dilaporkan pada leptospirosis yang severe.
    Awal kejadian tidak berbeda dengan leptospirosis yang mild, perbedaan terletak pada kejadian icterus serta disfungsi ginjal dan vaskuler yang timbul setelah 4 sampai 9 hari.
    Pola biphasic yang terjadi pada mild leptospirosis, tidak muncul pada yang severe.
    Umumnya didapatkan hepatomegali, sedang splenomegali hanya pada 20% kasus.

Laboratorium
Gangguan fungsi ginjal ditandai oleh kelainan urine.
Variasi gangguan fungsi ginjal dapat berupa kelainan urine saja pada mild leptospirosis, sampai kepada azotemia pada severe leptospirosis.
Lekositosis berkisar antara 3.000 sampai 26.000 dengan shift to the left.
Berbeda dengan hepatitis viral akut, terdapat peningkatan bilirubin dan alkaline phosphatase, sedang aminotransferase tidak terlalu meningkat.

Diagnosa
Serologis dengan pemeriksaan IgM Elisa
Isolasi leptospira dapat dilakukan dari darah dan / atau CSF pada 10 hari pertama dari sakit, sedang dari urine setelah 1 minggu sakit sampai beberapa minggu.
Kultur dapat positif setelah 2 sampai 4 minggu, dengan range antara 1 minggu sampai 4 bulan.
Isolasi mempunyai peranan penting, untuk penentuan serovar.

Diagnosa Differensial
Leptospirosis didifferensial dengan penderita demam disertai keluhan sakit kepala dan myalgi, seperti :
§ Malaria
§ Enteric fever
§ Hepatitis viral
§ Dengue
§ Infeksi Hantavirus
§ Rickettsia

Pengobatan
Mild leptospirosis                           Doxycycline 100 mg oral BID
                                                      Ampicillin 500 – 750 mg oral QID
                                                      Amoxycillin 500 mg oral QID
Moderate / severe leptospirosis    Penicillin G 1,5 juta unit IV QID
                                                      Ampicillin 1 gr IV QID
                                                      Amoxycillin 1 gr IV QID

Tindakan suportif
Dialysis bila ada gagal ginjal
Transfusi whole blood dan / atau trombosit

Prognosa dan prevensi
Kebanyakan penderita mengalami recovery, mortalitas terutama pada usia lanjut dan penderita Weil’s syndrome.
Cegah kontak dengan urine dan jaringan binatang yang terinfeksi dan kontrol terhadap rodent.
Chemoprophylaxis dengan Doxycycline 200 mg sekali seminggu, dapat dipertimbangkan pada paparan yang singkat.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Created by Trinomi