Merupakan penyakit zoonotic dengan
distribusi merata di seluruh dunia.
Penularan melalui kontak langsung dengan
khewan yang terinfeksi atau terkena bahan yang mengandung urine hewan, sehingga
timbul demam yang akut.
Autumnal fever and seven day fever di Jepang
Canefield fever di Australia
Swineherd’s disease, swamp or mud fever di
Eropa
Fort Bragg fever di Amerika
Serikat
Etiologi
Leptospira merupakan
bakteri gram negatif
yang tipis, berbentuk spiral dengan panjang 6 sampai 12 um, tumbuh lambat dan
suasana aerob.
Klasifikasi telah mengalami revisi, awalnya
spesies patogenik Leptospira interrogans dan saprofitik spesies non patogenik
Leptospira biflexa.
Saat ini ada tiga generasi yaitu Leptospira,
Leptonema dan “Turneria”.
Tetapi untuk mudahnya klasifikasi dilakukan
berdasar perbedaan serologis.
Epidemiologi
Distribusi merata di seluruh dunia kecuali
daerah Antartika, dan lebih prevalen di daerah tropis.
Tikus, rodent, ternak dan anjing dapat
merupakan host reservoir.
Jarang didapatkan transmisi dari manusia ke
manusia.
Lebih banyak berlangsung pada laki-laki, dan
insiden tertinggi untuk daerah tropis adalah pada musim penghujan.
Patogenesa
Leptospira dapat masuk kedalam tubuh manusia
melalui kulit yang mengalami abrasi atau
membrana mukosa yang utuh.
Timbul Leptospiremia dan menyebar ke seluruh
organ terutama hati, ginjal dan otot.
Semua Leptospira dapat merusak dinding
pembuluh darah kecil, timbul vasculitis yang menyebabkan kebocoran dan extravasasi
sel, termasuk perdarahan.
Kemampuan patogenik yang utama dari
Leptospira adalah mengadakan adhesi dengan permukaan sel dan toksisitas
seluler.
Pada ginjal Leptospira bermigrasi ke
interstitium, tubulus renal dan lumen, timbul interstitial nephritis dan
nekrosis tubuler.
Pada hati didapatkan nekrosis centrilobuler
dan proliferasi sel Kupffer.
Setelah terbentuk antibodi, Leptospira akan
dieliminasi dari seluruh tempat kecuali mata, tubulus renal proksimal dan otak.
Manifestasi
klinik
Lebih dari 90% penderita yang simptomatik
mengalami bentuk leptospirosis anikterik yang mild, sedang leptospirosis severe
dengan icterus yang menonjol (Weil’s syndrome) berlangsung pada 5 sampai 10%
penderita.
Inkubasi berlangsung antara 1 sampai 2
minggu dengan range 2 – 26 hari.
Beberapa tahapan
perjalanan penyakit
▪ Fase
leptospiremik
Klinis yang paling menonjol adalah demam dan
conjunctival sufforsion, sedang nyeri otot, lymphadenopathy, rash, hepatomegali
dan splenomegali tidak begitu menonjol
Fase imun leptospirurik.
Berlangsung bersamaan dengan pembentukan antibodi,
dan kejadian utama pada fase ini adalah terjadinya aseptik meningitis.
▪ Weil’s
syndrome
Ditandai oleh adanya icterus, gangguan
fungsi ginjal, diatesa hemorragik dan mortalitas yang tinggi.
Biasanya berhubungan dengan infeksi oleh
serovar icterohaemorrhagiae / copenhageni.
Komplikasi pada paru sering terjadi, yang
dapat berupa kegagalan pernafasan.
Kejadian miokarditis, perikarditis, gagal
jantung kongestif juga dilaporkan pada leptospirosis yang severe.
Awal kejadian tidak berbeda dengan leptospirosis
yang mild, perbedaan terletak pada kejadian icterus serta disfungsi ginjal dan
vaskuler yang timbul setelah 4 sampai 9 hari.
Pola biphasic yang terjadi pada mild
leptospirosis, tidak muncul pada yang severe.
Umumnya didapatkan hepatomegali, sedang
splenomegali hanya pada 20% kasus.
Laboratorium
Gangguan fungsi ginjal ditandai oleh
kelainan urine.
Variasi gangguan fungsi ginjal dapat berupa
kelainan urine saja pada mild leptospirosis, sampai kepada azotemia pada severe
leptospirosis.
Lekositosis berkisar antara 3.000 sampai
26.000 dengan shift to the left.
Berbeda dengan hepatitis viral akut,
terdapat peningkatan bilirubin dan alkaline phosphatase, sedang
aminotransferase tidak terlalu meningkat.
Diagnosa
Serologis dengan pemeriksaan IgM Elisa
Isolasi leptospira dapat dilakukan dari
darah dan / atau CSF pada 10 hari pertama dari sakit, sedang dari urine setelah
1 minggu sakit sampai beberapa minggu.
Kultur dapat positif setelah 2 sampai 4
minggu, dengan range antara 1 minggu sampai 4 bulan.
Isolasi mempunyai peranan penting, untuk
penentuan serovar.
Diagnosa Differensial
Leptospirosis didifferensial dengan
penderita demam disertai keluhan sakit kepala dan myalgi, seperti :
§
Malaria
§
Enteric fever
§
Hepatitis viral
§
Dengue
§
Infeksi Hantavirus
§
Rickettsia
Pengobatan
Mild leptospirosis Doxycycline 100 mg
oral BID
Ampicillin
500 – 750 mg oral QID
Amoxycillin
500 mg oral QID
Moderate / severe
leptospirosis Penicillin G 1,5 juta
unit IV QID
Ampicillin
1 gr IV QID
Amoxycillin
1 gr IV QID
Tindakan suportif
Dialysis bila ada
gagal ginjal
Transfusi whole
blood dan / atau trombosit
Prognosa dan
prevensi
Kebanyakan penderita mengalami recovery,
mortalitas terutama pada usia lanjut dan penderita Weil’s syndrome.
Cegah kontak dengan urine dan jaringan binatang
yang terinfeksi dan kontrol terhadap rodent.
Chemoprophylaxis dengan Doxycycline 200 mg
sekali seminggu, dapat dipertimbangkan pada paparan yang singkat.
0 komentar:
Posting Komentar